? ??????????????Hawaii? ????? ?????? ???Rating: 4.4 (123 Ratings)??15 Grabs Today. 22887 Total Grabs. ????
??Get the Code?? ?? ?????Grey Blue? ????? ?????? ???Rating: 4.1 (91 Ratings)??15 Grabs Today. 14756 Total Grabs. ??????Get the Code?? ?? ???????????? ????Easy Install Instructions:?? BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS ?

Wednesday, October 14, 2009

Airmata Rasulullah

Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut.Sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yangdicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun engganmengepakkan sayap. Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah,"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya.Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.Kuwariskan dua perkara pada kalian,Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintaiaku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-samaaku."Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah(SAW) yangtenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naikturun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang danAli menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang,saatnya sudah tiba."Rasulullah(SAW) akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesaimenunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergasmenangkap Rasulullah(SAW) yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turundari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sanapasti akan menahan detik-detik berlalu.Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah(SAW) masih tertutup.Sedang didalamnya,Rasulullah(SAW) sedang terbaring lemah dengankeningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadialas tidurnya.Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam."Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannyamasuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yangmembalikkan badan dan menutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membukamata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?""Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu denganpandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagianwajah anaknya itu hendak dikenang.> >"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,"kata Rasulullah,(SAW). Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakankenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilahJibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambutruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini."Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah."Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, " kata Jibril.Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan."Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi."Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?""Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allahberfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecualiumat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullahbersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang."Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnyamenunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka."Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu."Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakityang tidak tertahankan lagi."Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksamaut ini kepadaku, jangan pada umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidakbergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,Ali segera mendekatkan telinganya."Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku,peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkantelinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan."Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihiBetapa cintanya Rasulullah kepada kita.Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaranuntuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintaikita.Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belakaSemoga kita dpt i'tibar dan sampaikan pada yang lain...Marilah kita perbanyakkan selawat ke atas Rasulullah S.A.W

0 comments: